Ady memang berbeda dengan seme yang kukenal sebelumnya, bentuk penisnya agak mendongak ke atas, ujungnya tipe “pencil” yang itu membuatnya lebih mudah masuk saat menyodokku.
Badannya yang atletis dengan perut sixpack dan dada bidangnya membuat otot tubuhnya terpusat sangat baik, sehingga energinya bisa sangat maksimal.
Dia seme expert, tahu bagaimana memanjakan uke, tau cara “menyiapkan” uke sampai siap dipenetrasi. Gaya ciumannya, dekapannya, endusan, uh.. bener-bener expert. Aku sering mendesah tak karuan.
Jari-jarinya juga lihai memelintir puting. Kadang diperlintir, kadang digesek atas bawah dengan jempol. Kami juga sering berganti posisi, aku lebih sering di atasnya. Tapi aku suka saat doggy style, sodokan Ady tepat mengenai titik nikmatku.
Setiap kali posisi ini, spermaku sering netes sedikit demi sedikit, bercampur cairan bening. Nikmat. Aku juga sering mendesah keenakan, puas banget rasanya. Ady menyodok sambil memelintir dua putingku.. rasanya sungguh melayang layang.
Yang bikin aku nyaman, Ady juga sangat concern dengan kesehatan. Dia selalu bawa kondom dan pelumas, serta memastikan apa aku baik-baik saja saat melakukan itu?
Padahal, siapa juga yang bisa nolak ajakan cowok sekeren dia. Perhatian Ady lah yang menurutku membuat rasa nyaman sehingga hubungan badan itu tarasa sangat nikmat. Tak pernah aku merasakan hubungan seks senikmat dengan Ady.
Bahkan kalau perlu, aku ingin melakukannya seminggu sekali.
Namun kenyataan tak berpihak padaku. Ady menikah dengan perempuan, kami putus dengan baik-baik, tanpa pertengkaran. Meski akhirnya aku harus menangis berhari-hari menerima kenyataan ini.
Kesedihan itu masih tampak ketika tak sengaja kami berpapasan, dan Ady sedang bersama istrinya, atau dengan istri dan anaknya. Apa dia bahagia ya?
Tiba-tiba, pada suatu malam Ady datang ke rumahku. Dengan canggung kami saling menatap dan berbincang.
“Kamu apa kabar?” tanyanya.
“Baik,” Jawabku singkat.
“Aku gak bisa nahan, pengen banget bisa nemui kamu.”
“Istri kamu gimana?”
“Tenang, aku udah bilang malam ini gak pulang.”
Aku pun mengangguk pelan. Lalu kami pergi ke kamar. Malam ini Ady ingin menginap di kamarku. Rasanya sudah lama hal itu berlalu.
Kami berbincang sembari rebahan, membincangkan masa-masa itu. Tak terasa kami kembali dekat, dan Ady mendekat sembari mendekatkan lengannya ke kepalaku. Reflek akupun menyandarkan kepalaku di bahunya.
Lalu dia mememelukku.
“Aku kangen banget,” bisiknya sembari memelukku dengan erat.
Aku pun juga memeluk tubuhnya yang masih tampak atletis meski sudah agak gemuk. Tak terasa air mataku menetes.
Kami berciuman, bercumbu, dan akhirnya melakukan hubungan seksual. Ady menyetubuhiku dengan posisi doggy style sembari memelintir putingku.
Aku keenakan, spermaku menetes netes seperti biasa karena saking enaknya. Tapi kali ini air mataku juga ikut menetes. Aku sadar bahwa Ady sekarang bukan lagi Bfku, tapi dia sudah menjadi suami orang lain, seorang perempuan dan mereka sudah dikaruniai seorang anak.
Aku sadar bahwa ini sangatlah terlarang. Istri Ady pasti akan sedih jika tahu apa yang kami lakukan malam ini.
Maka dengan lekas aku kocok penisku sampai akhirnya klimaks.
“Kok dikocok?” tanya Ady heran.
Aku memang tak pernah melakukan ini sebelumnya. Aku selalu bisa klimaks total saat digenjot Ady.
“Aku pengen ini segera berakhir, dy. Makasih udah mampir malam ini,” Jawabku.
Kami pun membersihkan bagian vital masing-masing dan terlelap dalam tidur yang penuh tanda tanya.
By Lukas Blue
Komentar
Posting Komentar