Terdengar motor terparkir di bawah, dan mungkin itu kak Fudu, kuintip dari jendela kamar dia membawa seorang teman.
Temennya cakep juga, bathinku.
Mereka berdua memasuki kamar, yang persis di sampingku. Obrolan mereka terdengar, meski kadang agak samar. Dinding tembok tak terlalu menghalangi suara.
Mungkin itu teman kuliahnya, dan itu hal yang wajar.
Tak berselang lama ponselku berdering, dan itu telepon dari Alia, pacarku.
"Aku udah di depan kosmu."
"Hah, kok gak bilang-bilang?"
"Kamu sendiri juga gak bilang-bilang kalo udah dapet kos, aku taunya malah dari Moy."
Karena ini kos cowok, Alia cuma bisa sampe teras, kami duduk di teras yang terbuka, dan Alia membawakan makanan untukku.
"Lain kali kalau mau kesini bilang-bilang, kan gak enak sama penghuni kos lain," pesanku.
Dia terlihat cemberut. Sepertinya ada banyak pertanyaan yang siap dia muntahkan, tapi tertahan karena gak enak sama penghuni kos lainnya.
Seperti pertanyaan: kok bisa-bisanya sih milih kos di sini, atau milih kos kayak gini?
Kak Fudu dan temannya keluar dan sepertinya hendak nyari makan.
"Mau kemana kak?" tanyaku.
"Cari makan, cieh pacarnya ya?"
Alia tampak tersipu, dan mengangguk pelan. Ternyata kak Fudu punya sisi usil padahal kami baru kenalan beberapa jam lalu.
"Kenapa muka kamu merah?" protesku ke Alia.
"Apaan sih, biasa aja gak usah cemburu."
"Hah?"
- 00-
Jelang jam 9 malam kak Fudu dan temannya baru balik, aku biarkan kamar terbuka sengaja agar dia menyapa.
"Kok baru balik kak?"
"Iya sekalian main billiard tadi," jawabnya.
Temennya terlihat langsung packing dan kak Fudu sepertinya hendak mengantarnya pulang.
Tiba-tiba aku terpikir buat install aplikasi biru, ada yang baru nggak ya? Sejak pacaran sama Alia aku emang hapus apk tersebut.
Untungnya buka akun bisa direct login via email, dan ... ada akun yang jaraknya 0,5m namanya Foedooe... aktif 10 menit yang lalu.
Masa sih ini kak Fudu? Tapi entah kenapa aku justru seneng dan berharap memang iya.
Dalam bio dia menulis role: serbaguna.
Komentar
Posting Komentar