Langsung ke konten utama

Teman Kos, Teman Hati | Cerpen Pelangi




Aku baru pindah ke kos kecil di sudut kota.

Kos ini sederhana, tapi nyaman dan penuh kehangatan.

Semua penghuni kos ramah, termasuk Bayu, teman sekamarku.
Ia sering membantuku membawa barang belanjaan setiap hari.
Awalnya, aku pikir itu hanya basa-basi biasa saja.

Tapi semakin hari, aku merasa ada perhatian khusus.

Ia suka menanyakan kabar dan menyimpan camilan untukku.
Rasanya aneh, tapi perlakuannya membuatku merasa lebih dihargai.
Aku mulai menantikan waktu makan malam bersama penghuni kos.

Suatu malam, listrik padam dan kami berkumpul di ruang tengah.

Bayu membawa gitar dan mulai memainkan lagu-lagu kesukaanku.
Aku terkejut saat dia menyanyikan lagu favoritku dengan merdu.

"Ini lagu buat kamu," katanya, sambil tersenyum penuh arti.
Aku pura-pura sibuk mengaduk teh agar tidak terlihat gugup.

Namun, pipiku memerah dan jantungku berdegup lebih cepat.
Teman-teman kos mulai menggoda, membuat suasana semakin canggung.

Malam itu, aku sadar perasaanku mulai berubah kepadanya.
Ia bukan sekadar teman kos; ia lebih dari itu.

Beberapa hari kemudian, hujan deras membuatku terjebak di balkon.
Aku duduk menikmati rintik hujan sambil memikirkan perasaan ini.

Tiba-tiba, Bayu datang membawa selimut dan secangkir cokelat hangat.

"Kamu bakal sakit kalau terus di sini," katanya lembut.

Aku mengangguk dan menerima selimutnya, merasa nyaman sekali.
Kami duduk berdua di balkon, membahas hal-hal sederhana.

"Dulu aku nggak suka kosan ini, tapi sekarang beda," katanya.
Aku menatapnya bingung, dan ia melanjutkan dengan senyum hangat.

"Karena kamu di sini, semuanya jadi terasa lebih berarti."

Aku terdiam, tidak tahu harus merespons bagaimana kata-katanya.
Hujan semakin deras, tapi suasana di antara kami hening.

Bayu menggenggam tanganku perlahan, membuatku terkejut sekaligus bahagia.

"Aku suka kamu," katanya pelan, tapi cukup jelas terdengar.

Rasanya seperti mimpi, tapi aku tahu ini nyata.

"Aku juga suka kamu," jawabku tanpa ragu, meski malu.

Ia tersenyum lega, dan kami tertawa kecil di bawah hujan.

Malam itu, kami tahu hubungan ini akan membawa cerita baru.

Cinta lokasi? Mungkin, tapi ini cinta yang sangat berarti.

Sejak malam itu, segalanya terasa lebih indah dan berbeda.

Kami saling mendukung dalam keseharian, berbagi tawa dan cerita.
Teman-teman kos senang melihat kami, meski sering menggoda.

Bayu tidak hanya teman kos, tapi juga teman hidup.

Kami belajar bahwa cinta bisa tumbuh di tempat sederhana.

Kadang, rumah bukanlah bangunan, tapi orang yang selalu ada.

Dan untukku, rumah itu adalah Bayu, dengan segala kebaikannya.

Hidup di kos ini menjadi perjalanan penuh makna dan cinta.

Aku bersyukur memilih kos kecil ini, karena menemukan dia.


Komentar

© 2020 Lentera Pria

Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.