Banyak yang heran kenapa aku bisa dekat dengan Rishi, cowok berkulit eksotik dan kata orang tak terlalu tampan itu.
Ini soal selera. Jawabku. Ya, mungkin aku dan Rishi seperti dua kutub berbeda. Rishi perokok dan lebih sering menghabiskan waktunya hangout dengan komunitas motornya.
Dan duniaku yang berbeda sama sekali sama Rishi. Namun justru karena itulah ikatan hubungan ini tercipta.
Aku kenal Rishi lewat aplikasi, kami bertemu dan make it fun. Rishi adalah pure top dengan badan slim berotot dan kulit agak kecoklatan.
Kontolnya lurus, agak gelap dan keras maksimal ketika ereksi, juga tak terlalu besar, standar aja pada umumnya.
Jatuh cinta pertamaku justru saat kontolnya masuk ke lubang anusku, kesan pertama itu membuatku nyaman.
Lalu, dia mengoyaknya, lanjut kugoyang dengan beragam posisi. Rishi kuat dan adaptable.
Dia bisa genjot aku sambil mangku, gendong, berdiri atau menyamping. Kesan inilah yang membuatku tak mau ngelepas Rishi.
Rishi memberiku sentuhan baru dan berbeda dibanding top lain yang pernah menjamahku.
- 00-
Aku tak menggubris apapun yang dikatakan teman-teman botiku tentang Rishi. Segala ulah dan sisi buruknya.
Aku cuma butuh Rishi dalam satu sisi, yaitu kenikmatan di ranjang, kontolnya yang keras dan genjotan maksimal.
Di luar itu aku tak peduli, begitupun aku tak masalah jika harus mentraktir dia makan, beliin kondom dan pelumas. Keluar uang untuk dapat kepuasaan yang kita inginkan, setimpal kan?
Dan kami rutin melakukannya tiap pekan, di kamar kosku yang harum, keringat Rishi sudah menyatu dengan desah manja yang berderu di antara alunan musik pop kesukaan kami.
"Aku sayang kamu," bisikku sesaat setelah pejuh kentalnya muncrat di wajahku.
Setelah bercinta dan membersihkan diri, biasanya kami cari makan bersama, kadang balik lagi ke kos, kadang juga Rishi pamit pulang.
Itulah yang kami lakukan tiap pekan, dan aku tak mau rumit dengan ekspektasi macem-macem, bagiku ini sudah lebih cukup.
Rishi adalah pria berkulit coklat yang berhasil menaklukkan gairahku.
By Kiran
Komentar
Posting Komentar